Senin (02 Januari 2023), memasuki hari pertama kerja pada tahun 2023, Ruang PTSP Pengadilan Agama (PA) Wates dipenuhi oleh para pencari keadilan yang ingin mendaftarkan perkara gugatan ataupun permohonan.  Para Petugas PTSP yang terdiri dari Bagian Informasi, Pendaftaran, E-court, dan Kasir pun melayani para pencari keadilan tersebut dengan menerapkan prinsip 3S (Senyum, Sapa, Salam) dan 5R (Rapih, Resik, Rajin, Ringkas dan Rawat).

Jam pelayanan PTSP PA Wates dimulai pukul 7.30 s/d 16.00 WIB. Pada hari pertama kerja tahun 2023, terdapat 15 perkara yang telah didaftarkan pada PTSP PA Wates. Perkara tersebut terdiri dari 6 perkara Permohonan serta 9 perkara Gugatan sudah termasuk 1 perkara yang didaftarkan melalui E-Court.

Kinerja penyelesaian perkara PA Wates pada tahun 2022 telah berhasil menyelesaikan perkara dengan prosentase 98,84% dan sisa perkara sejumlah 8 perkara. Ini merupakan hasil kerja sama seluruh elemen aparatur PA Wates. Harapannya, Semoga pada tahun 2023 dapat ditingkatkan lebih baik lagi. (sdk)

Rabu (28/12/2022), Ketua Pengadilan Agama Wates H. Soleh, Lc., M.A. di dampingi Wakil Ketua Muhamad Isna Wahyudi, S.H.I., M.S.I., Panitera dan Sekretaris, dan para Panitera Muda dan Kasub.Bag. mengikuti acara rapat kerja daerah di Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta. Acara Rapat Kerja Daerah Pengadilan Tinggi Agama dan Pengadilan Agama sewilayah Yogyakarta tersebut dihelat di Aula Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta. Acara Rakerda diikuti oleh Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta, Ketua beserta Wakil Ketua didampingi oleh Panitera, Sekretaris, Panmud Gugatan, Panmud Permohonan, Panmud Hukum, Kasubag Umum dan Keuangan, Kasubag PTIP, dan Kasubag Kepegawaian dan Ortala di Pengadilan Agama Sewilayah D.I. Yogyakarta.

Acara Rakerda dibuka oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta Dr. H. Insyafli, M.H.I dengan melakukan pembinaan. Dalam pembukaannya Ketua Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta menyampaikan beberapa pesan untuk seluruh peserta Rakerda, antara lain  KPTA Yogyakarta meminta Instruksi Ketua Mahkamah Agung RI diputar dan diperdengarkan kepada seluruh aparatur di semua Pengadilan Agama masing-masing.  Kedua,  mengingatkan untuk agar seluruh Aparatur Pengadilan Agama untuk dapat mengelola stress dengan baik sehingga dapat memberikan peforma pelayanan yang baik. Ketiga, kita bekerja dengan alat, dan di Pengadilan Agama alatnya adalah hukum material dan formil sehingga penguasaan ilmu tersebut sebagai alat kerja kita perlu untuk selalu diasah. Keempat, seorang pemimpin harus bisa menciptakan keadaan yang bisa memacu kinerja di satuan kerja masing-masing sehingga ada rasa keterpaksaan untuk mengeluarkan potensi setiap aparatur Pengadilan Agama. Kelima, agar para aparatur di Pengadilan Agama meningkatkan kompetensi dengan cara melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan terakhir KPTA Yogyakarta menyampaikan bahwa bila menjadi pimpinan jadilah pemimpin yang baik, dan jika menjadi makmum jadilah makmum yang baik. Dengan evaluasi pada tahun 2022 ini segala kekurangan harus kita perbaiki dan kita harus bertekad untuk menjadi lebih baik ditahun berikutnya sehingga keberhasilan sebagimana kita impikan dapat tercapai”, pungkas beliau.

Setelah sesi pembukaan dan pembinaan, para peserta Rakerda kemudian dibagi kedalam 3 (tiga) komisi yaitu komisi pimpinan, komisi kepaniteraan, dan komisi kesekretariatan untuk melakukan rapat dan pembahasan terkait program kerja yang ada dimasing-masing komisi. Diakhir acara Rakerda masing-masing komisi menyampaikan hasil dan rumusan program kerja  kepada KPTA untuk disahkan dalam sidang pleno (adm)

Pengadilan Agama Wates (PA Wates) mengadakan refleksi akhir taun 2022 pada Jumat, 30 Desember 2022 di Ruang Tunggu Dalam, PA Wates. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh karyawan PA Wates.

H. Soleh, Lc., M.A., selaku Ketua PA Wates menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk bercermin pada diri kita sebagai acuan pertimbangan pengembangan diri untuk perbaikan di masa yang akan datang. Dalam kegiatan ini dipaparkan kembali kegiatan apa saja yang telah dilakukan PA Wates selama satu tahun terakhir, serta dilakukan evaluasi atas kegiatan tersebut.  Selain itu ditekankan pula mengenai  perlunya inovasi untuk menyempurnakan kegiatan serta program baik yang sudah berjalan untuk mencapai  pelayanan yang excellent.

Dalam kesempatan ini disampaikan mengenai hasil Rapat Kerja dengan Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Yogyakarta mengenai pentingnya menganalisis tiga hal dalam pekerjaan yaitu kendala, rencana serta program prioritas. Dimana kita dituntut bisa bekerja dengan penuh integritas dengan tetap memperhatikan kebahagian kita dalam melayani. PTA Yogyakarta juga menekankan perlunya mempertahankan program keagamaan yang sudah ada sebagai upaya peningkatan integritas.

Ia juga menyampaikan pentingnya memantau 25 poin penilaian kinsatker sebagai upaya satuan kerja meningkatkan mutu pelayanan serta wujud siapnya PA Wates untuk diusulkan kembali dalam Pembangunan ZI menuju WBK/WBBM tahun 2023. Beliau juga berharap ditahun 2023 adanya optimalisasi pelayanan masyarakat berbasis elektronik di PA Wates. Kegiatan refleksi ini ditutup dengan doa bersama untuk keberhasilan PA Wates kedepannya. (nurisna)

Selasa (20/12/22) Ketua Pengadilan Agama Wates, H. Soleh, Lc., M.A. dan Wakil Ketua Muhamad Isna Wahyudi, S.H.I., M.S.I. didampingi oleh para Hakim, Zulhery Artha, S.Ag., MH dan H. Muh. Dalhar Asnawi, S.H. serta Panitera Indah Palupi Utaminingtyas, S.H., M.H dan Sekretaris RR. Arum Fitriana Rohmah, S.H., M.H. mengikuti acara Pembinaan Teknis Yudisial oleh Ketua Kamar Agama Mahkamah Agung RI bertempat di ruang aula PTA. Yogyakarta. Hadir dalam acara tersebut seluruh jajaran pimpinan PTA. Yogyakarta, Hakim Tinggi dan para pimpinan peradilan agama se-wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, acara tepat dibuka pukul 08.00 WIB.

Dilansir dari halaman resmi website PTA. Yogyakarta pada penyampaian materi Pembinaan Yudisial oleh Ketua Kamar Agama MA RI YM. Prof. Dr. Drs. H. Amran Suadi, S.H., M.Hum., M.M.menyoroti permasalahan hukum mengenai putusan dan perilaku hakim. Beliau menekankan untuk para hakim dalam memeriksa perkara harus bersifat santun dan jangan seolah-olah memojokkan salah satu pihak. “Hukum perdata adalah hukum privat artinya mengatur orang perorang jadi hak-hak perorangan harus dihormati seperti menunjuk kuasa hukumnya dan lain lain. Beri kesempatan yang sama kepada pihak jangan seperti memaksakan kehendak”. Selain itu beliau juga menyampaikan pembinaan mengenai permasalahan hukum terkait pelaksanaan mediasi, pengaduan putusan, perkara perceraian, dan dislipin kerja.

Setelah sesi penyampaian materi dilanjutkan sesi tanya jawab. Dalam sesi tanya jawab beliau juga  menyampaikan kepada para aparatur pengadilan agama untuk bekerjasama dengan baik dalam rangka mewujudkan dan menegakkan keadilan berdasarkan hukum. Diakhir dialog dengan peserta pembinaan beliau berpesan agar selalu memudahkan urusan orang lain, karena dengan memudahkan urusan orang lain maka urusan kita akan dimudahkan oleh Allah SWT.

Pada acara tersebut juga ditampilkan hasil inovasi yang telah ditampilkan oleh peradilan agama di wilayah PTA. Yogyakarta dan Tuaka Agama memberikan apresiasi positif, karena inovasi-inovasi tersebut sangat bermanfaat bagi pelayanan. Beliau juga berpesan agar peradilan agama untuk terus selalu berinovasi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para pencari keadilan.